MEMBANGUN APLIKASI DAN INFRASTRUKTUR E-COMMERCE
Ketika perusahaan telah memutuskan untuk mengembangkan sistem e-commerce dalam perusahaannya untuk mensupport seluruh aktifitasnya ada beberapa hal yang harus diperhatikan dengan baik seperti sasaran konsumen yang hendak di bidik; jenis produk atau service apa saja yang dapat dikembangkan; sales service, seperti fasilitas untuk melakukan order secara online, pembayaran secara online, mengechek sistem kerjanya dan hal-hal yang berhubungan dengan garansi dan purna jual; bagaiman produk dan service tersebut dipromosikan; proses transaksi secara real-time, tentang fee, pengiriman dan pembayaran; analisa dan data marketing, seperti informasi trend produk atau service, keluhan dan keinginan konsumen dan pengembangan ke depan; dan terakhir branding. Untuk mempersiapkan hal tersebut diatas, diperlukan langkah awal dalam pengembangan sebuah sistem e-commerce yang diawali dari pengenalan akan infrastruktur hingga merencanakan dan mengembangkannya. Artikel ini mencoba memberikan gambaran bagaimana membangun aplikasi dan infrastruktur e-commerce tersebut.
PROSES PENGEMBANGAN E-COMMERCE
Dalam proses pengembangan e-commerce ada lima hal yang perlu diperhatikan yaitu pembangunan arsitektur e-commerce, pemilihan opsi pengembangan, instalasi, penyebaran/integrasi dan operasi/pemeliharaan. Di bawah ini akan dijelaskan masing-masing langkah dari proses tersebut:
Pembangunan arsitektur e-commerce
Arsitektur e-commerce merupakan framework konseptual dari infrasktruktur dan aplikasi e-commerce yang diwujudkan dalam sebuah perencanaan struktur dan integrasi dari berbagai sumber-sumber yang ada dalam sebuah organisasi. Dalam proses pengembangannya terdiri dari enam langkah yaitu:
1.Pendefenisian visi dan tujuan, pendefenisian visi dan tujuan dari organisasi merupakan langkah awal untuk mendapatkan gambaran umum dari organisasi tersebut.
Pendefenisian arsitektur informasi, pendefinisian informasi yang dibutuhkan merupakan langkah selanjutnya untuk mengetahui situasi dan kondisi dalam rancangan pengembangan e-commerce.
2.Pendefenisian arsitektur data, aktifitas pada bagian ini seperti pengklasifikasian data yang dibutuhkan, cara pengolahannya dan sasaran yang ingin diambil untuk pengembangan.
3.Pendefenisian arsitektur aplikasi, pendefenisian ini dimaksudkan untuk menentukan jenis aplikasi dan batasan-batasan yang diinginkan baik dalam bidang keamanan, scalability dan realibility-nya.
4.Pendefenisian arsitektur teknikal, pendefenisian dari arsitektur teknikal dimaksudkan untuk menentukan jenis-jenis hardware dan software secara keseluruhan.
5.Pendefenisian arsitektur organisasi, dalam bagian ini ditentukan berbagai hal yang berhubungan dengan sumber daya, baik berupa manusia, keuangan, waktu yang dipergunakan.
6. Pemilihan opsi pengembangan
Pengembangan aplikasi dari e-commerce pada dasarnya mengikuti beberapa pendekatan. Masing-masing pendekatan tersebut memiliki keuntungan dan kekurangan yang pada intinya, pemilihan salah satu dari opsi tersebut akan memberikan efisiensi yang lebih besar dibandingkan opsi-opsi lainnya. Adapun beberapa pendekatan tersebut dapat dilihat di bawah ini:
1.Membeli aplikasi, membeli sebuah aplikasi yang telah diimplementasikan oleh sebuah application service provider (ASP) dapat menghemat biaya dan waktu dibanding dengan membangun sendiri. Tetapi ada beberapa hal yang perlu diperhatikan seperti kadangkala aplikasi tersebut tidak sepenuhnya diperlukan, kadangkala aplikasi tersebut sangat susah untuk dimodifikasikan sesuai dengan kebutuhan, susah untuk diintegrasikan dengan aplikasi yang telah lebih dulu digunakan, pelayanan purna jual dari ASP yang buruk dan keterikatan kontrak dengan pihak ASP untuk meningkatkan fungsi dari aplikasi tersebut dikemudian hari.
2.Menyewa (lease), menyewa aplikasi hampir mirip seperti membeli aplikasi yang diinginkan. Biasanya menyewa aplikasi dilakukan jika aplikasi tersebut sangat mahal. Kadangkala menyewa merupakan langkah awal sebelum membeli aplikasi tersebut kemudian dan alasan lain karena keterbatasan tenaga ahli yang akan mengelola pemanfaatan dan pemeliharaan aplikasi tersebut.
3.Membangun sendiri (in-house development), membangun sendiri aplikasi yang dibutuhkan merupakan salah satu pilihan dari pengembangan e-commerce. Walaupun biasanya pendekatan ini membutuhkan biaya yang besar dan menghabiskan waktu yang banyak tetapi pilihan ini diharapkan sangat mendekati sistem yang diinginkan.
4.Bekerjasama dengan pihak ketiga, dewasa ini sedang berkembang trend, kerjasama antara perusahaan pengembang aplikasi e-commerce dengan perusahaan-perusahaan penggunanya. Berbagai jenis kerjasama dilakukan seperti bekerjasama dengan pengembang e-marketplace/exchange, http://www.yahoo.com telah mengembangkan berbagai aplikasi e-commerce bagi para perusahaan yang ingin membangun bisnis B2C (business to customer) di internet, sedangkan untuk B2B (business to business), perusahaan dapat bergabung dalam berbagai pengembang khusus di bidangnya seperti http://www.paperexchange.com, http://www.e-steel.com; bekerjasama dengan third-party auction, perusahaan dapat bekerjasama dengan pihak pelelangan untuk memasarkan produknya sebagai pihak ketiga; joint venture, beberapa perusahaan yang memiliki produk dan service yang sama melakukan pengembangan e-commerce secara bersamaan; joint consortia; seperti joint venture tetapi dengan membentuk sebuah perusahaan baru untuk mengurus pengembangannya; hybrid approach, perusahaan melakukan kerjasama dengan pihak luar seperti ASP dengan membangun tim yang secara bertahap mengembangkan sistem yang ada.
Beberapa hal yang patut diperhatikan ketika berhubungan dengan pihak ketiga seperti ASP, seperti pengindentifikasian aplikasi yang diinginkan, penentuan detail kriteria dari aplikasi, evaluasi dari berbagai aplikasi yang ada, pemilihan dan negoisasi kontrak. Dalam negoisasi kontrak ini ada beberapa hal yang perlu diperhatikan seperti isi kontrak, detail langkah-langkah pekerjaan dan pembayaran hingga hal-hal yang berhubungan dengan penyelesaian masalah yang timbul. Terakhir yang patut diperhatikan yaitu ketika membuat service level agremeements (SLA) yang merupakan sebuah perjanjian atau persetujuan formal tentang aktifitas kerja yang akan dilakukan. Dalam perjanjian ini tertulis tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan kerjasama yang dibangun, kontrol yang jelas dari pengguna dan framework dari desain support service yang jelas.
Instalasi
Langkah selanjutnya adalah pengimplementasian aplikasi yang telah dibangun atau instalasi. Aktifitas instalasi ini dapat dilaksanakan langsung oleh para tenaga ahli yang ada di perusahaan tersebut atau menggunakan tenaga outsourcing, pilihan ini sangat berhubungan erat dengan pemilihan opsi pengembangan yang dilakukan sebelumnya. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam aktifitas instalasi ini yaitu, bagaimana aplikasi tersebut berhubungan dengan aplikasi yang telah exist.
Penyebaran/Integrasi
Pada tahapan ini aplikasi yang telah dipilih dan diimplementasikan diharapkan dapat terintegrasi dengan baik dengan segala aplikasi yang telah ada sebelumnya. Berbagai langkah dijalankan dalam tahapan ini seperti pemberian training dan informasi terhadap para pengguna, baik yang berhubungan secara langsung atau tidak dengan aplikasi tersebut, pembuatan kebijakan atau peraturan-peraturan yang mendukung hingga pengintegrasian sistem dengan para supplier dan pihak-pihak terkait lainnya.
Operasi/pemeliharaan
Operasi dan pemeliharaan dari aplikasi yang telah diimplementasikan merupakan langkah selanjutnya yang harus diperhatikan dengan baik. Perencanaan yang baik sangat diperlukan agar seluruh pengimplementasian yang telah dilakukan dapat berjalan dengan sempurna. Selanjutnya, aktifitas pemeliharaan dapat dilanjutkan ke tahap pengembangan selanjutnya untuk penyempurnaan aplikasi yang telah diimplementasikan sesuai dengan maksud dan tujuan aplikasi tersebut dibangun.
MODEL-MODEL PENGEMBANGAN E-COMMERCE
Ketika perusahaan memutuskan untuk merencanakan pengembangan e-commerce, hendaknya perusahaan tersebut mengetahui gambaran dari sistem e-commerce yang ada. Secara umum sistem tersebut terdiri dari empat model yaitu storefront, e-procurement dan reserve acution, enterprise portal dan exchange. Adapun penjelasan dari masing-masing sistem tersebut dapat dilihat di bawah ini:
Storefronts (sell-side)
Sebuah storefronts merupakan sebuah sistem yang dibangun oleh pemasar yang ditujukan langsung kepada para konsumennya. Dalam aktifitasnya dapat berbentuk aplikasi B2C atau B2B tergantung dari jenis sasaran yang hendak dicapai. Dalam pengembangannnya terbagi menjadi tiga bagian yaitu B2C storefronts, suppliers’ sell-side in B2B dan sell-side auctions. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pengembangan B2C storefronts agar pembeli tertarik dan berbelanja seperti sistem pencarian dan perbandingan berbagai produk dan service dengan menggunakan sistem seperti e-catalog, pemilihan produk dan mengevaluasinya sebelum dibeli, sistem shopping cart untuk mendata produk atau service yang hendak dibeli, sistem pembayaran yang simpel, aman dan memudahkan dan informasi bahwa produk-produk yang akan dibeli tersedia dan sistem pengiriman yang aman dan cepat. Untuk memudahkan semua itu, pemilik storefronts hendaknya membangun sistem guest book bagi para pengunjung untuk mendapatkan berbagai informasi berupa keluhan, saran dan kesan, verifikasi penggunaan kartu kredit dan sistem pembayaraan lainnya, customer service, sistem pengiriman produk ke pembeli dan mekanisme pengecekannya, informasi produk dan service yang detail dan sebagainya. Sedangkan beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pengembangan suppliers’ sell-side in B2B seperti personalised catalog, B2B payment gate, electronic contract negotiation, konfirgurasi produk oleh konsumen, order tracking status, web-based call center, automated business process workflow, fasilitas m-commerce, keamanan sistem, informasi tentang perusahaan, produk dan konsumen, fasilitas untuk bernegoisasi online, integrasi dengan seluruh sistem yang ada dan sebagainya.
E-procurement dan reverse auction (buy-side)
Dalam pengembangannya e-procurement dan reverse auction terdiri dari dua bagian yaitu reverse auctions (tendering system) dan internalized aggregation of catalogs. Pada reverse auction (tendering system) merupakan pengembangan sistem untuk pelelangan, dalam pengembangannya ada beberapa hal yang harus diperhatikan seperti sistem catalog untuk proses tender dan content management pendukungnya, search engine untuk mencari informasi yang diperlukan khususnya item-item yang hendak ditenderkan, personalized pages untuk para large bidders (peserta lelang), mekanisme reverse auction yang real-time, fasilitas informasi tentang berbagai informasi dan persiapan pelelangan, kemampuan untuk melakukan penawaran secara dinamis, mekanisme untuk penyeleksian supplier yang berpartisipasi, automatic business process workflow, kemampuan para bidder dengan menggunakan proses m-commerce dan alih bahasa yang mendukung bagi globalisasi perdangangan. Sedangkan dalam internalized aggregation of catallog lebih diutamakan dalam proses pengembangan catalogisasi secara umum, adapun beberapa hal yang perlu diperhatikan seperti search engine yang baik, mekanisme order dan mekanisme pembayaran.
Enterprise portal
Enterprise portal merupakan salah satu jenis e-commerce yang sedang trends saat ini. Jenis ini dapat digunakan dalam perdagangan B2C dan B2B yang dibedakan dengan maksud dan tujuan dari pengembangannya. Beberapa hal yang menjadi ciri khas dari enterprise portal ini yaitu personalized page, dimana user dapat memilih topik-topik yang mereka inginkan sendiri; searching dan indexing untuk mencari informasi yang diinginkan dengan cepat dan tepat; security dan privacy protection, dimana pengunjung dijamin keamaannya dalam memanfaatkan segala fasilitas yang ada; integration capabilities dan modularity, kemampuan integrasi sistem dengan sistem-sistem lainnya; performance chaching, penggunaan chache data dari para pengunjung untuk meningkatkan customized pelayanan; easy to open; polling dan evaluation; e-mail service; payment getway dan sebagainya.
Exchanges
Exchange merupakan salah satu contoh gabungan antara sistem buy-side, e-procurement, portal dan auction. Karena dalam sistem ini terjadi kerjasama pelayanan multichanel, pelayanan komunitas, web-automated workflow, integrasi dari business process solution, kordinasi terpusat dari global logistic untuk para anggota termasuk gudang dan pelayanan pengiriman, integrasi sistem antar partner, pengolahan data bersama, customised analysis dan reporting, transaksi real-time, mekanisme negoisasi, pengalihan bahasa dan sebagainya.
APLIKASI-APLIKASI PENDUKUNG E-COMMERCE
Dalam artikel sebelumya yang berjudul Pemanfaatan Pelayanan Elektronik Untuk mengelola Informasi Bisnis, April 2005, dijabarkan beberapa aplikasi yang sering digunakan dalam web service atau portal yang dapat mendukung aktifitas e-commerce. Di bawah ini dijelaskan beberapa aplikasi yang merupakan komponen utama dalam pengembangan sebuah sistem e-commerce diatas yaitu:
Electronic payment, electronic payment merupakan fasilitas utama yang harus ada dalam sistem e-commerce. Berbagai jenis aplikasi dapat digunakan dan para produsen dapat melakukan kerjasama dengan pihak ketiga seperti pihak perbankan dan kartu kredit dalam pelaksanaannya.
Electronic catalog, shopping cart dan merchant server, electronic catalog merupakan catalog dari produk atau service secara online yang berisikan berbagai informasi tentang produk atau service tersebut, seperti deskripsi, foto, harga, diskon, klasifikasi. Metode pembayaran dan pengiriman dan sebagainya. Sedangkan electronic shopping chart merupakan sebuah aplikasi yang dapat mengakumulasikan seluruh produk atau service yang hendak dibeli pada saat yang sama. Fungsi merchant server sama dengan shoopping chart tetapi lebih digunakan untuk konsumen-konsumen yang kontinu melakukan transaksi sehingga mereka memiliki direktori data sendiri yang menyimpan seluruh transaksi yang telah dilakukan.
Web chatting, online forum dan group chat banyak digunakan dewasa ini untuk mendukung aplikasi e-commerce. Secara umum penggunaan web chatting dalam sistem e-commerce terdiri dari empat bagian yaitu sebagai pusat komunikasi, customer service, community discussion dan video chat. Sebaga pusat komunikasi, web chatting digunakan oleh para penggunanya yang tediri dari pemilik web service/produsen, konsumen dan pengguna lainnya untuk berdiskusi, mencari informasi dan solusi atas apa saja yang berhubungan dengan produk atau service yang dipasarkan. Selain itu web chatting digunakan sebagai sarana customer service untuk memberikan pelayanan yang menyeluruh tentang produk atau service yang dipasarkan, sehingga konsumen akan mendapatkan informasi tentang berbagai hal yang diinginkan mereka dengan segera. Seperti fungsi pusat komunikasi, web chatting dapat digunakan sebagai sarana communication discussion, pada bagian ini web chatting digunakan sebagai tempat diskusi oleh para peminat sebuah produk atau service untuk berdiskusi tentang apasaja yang berhubungan dengan produka atau service tersebut. Video chat merupakan generasi terakhir dari pengembangan web chatting, untuk melihat pengembangannya dapat dilihat di http://www.visitalk.com.
Webcasting, webcasting adalah sebuah sistem yang menggunakan internet untuk penggunaan audio dan video secara real-time tanpa dibatasi oleh waktu dan tempat. Secara umum webcasting menghasilkan tiga produk besar yaitu text streams, ambient webcasts dan streaming audio. Text streams banyak digunakan untuk menginformasikan berita, nilai kurs, perkembangan saham, harga-harga produk atau service secara real-time dalam sebuah portal atau website, aplikasi ini banyak digunakan di portal-portal B2B, perdagangan valuta asing, saham, stock exchange dan sebagainya. Ambient webcasts banyak digunakan untuk mempublikasikan berbagai video content yang diambil dari berbagai jenis video dan dipancarkan secara berkala mendekati real-time, aplikasi ini banyak digunakan oleh website-website tv, pusat-pusat berita dan sebagainya, salah satu contoh dapat dilihat di http://www.earthcam.com. Sedangkan streaming audio banyak digunakan untuk memancarkan audio berupa rekaman lagu-lagu atau suatu aktifitas seperti wawancara, interview dan sebagainya dalam bentuk audio. Aplikasi ini banyak digunakan oleh stasiun-stasiun radio online dan pusat-pusat berita lainnya, salah satu contoh dapat dilihat di http://www.broadcast.com.
Guest book, melalui fasiltas ini seluruh pengunjung dapat memberikan komentar, saran ataupun pertanyaan baik tentang produk/service yang diberikan juga tentang perusahaan itu sendiri. Melalui fasilitas ini perusahaan akan mendapatkan informasi-informasi penting tentang produk/service dan sistem kerja dari perusahaan tersebut yang akhirnya dapat menjadi bahan untuk meningkatkan pelayanan disegala lini aktifitas dari perusahaan tersebut.
Online polling, fasilitas ini merupakan sarana dari perusahaan untuk mendapat informasi yang cepat dan tepat untuk hal-hal yang diperlukan dan diinginkan oleh pihak perusahaan dalam renggang waktu yang pendek dengan membangun berbagai polling yang dibutuhkan.
Hit counter dan access log, hit counter fungsi awalnya hanya sekadar mengetahui berapa banyak pengunjung yang telah mengunjungi pelayanan elektronik tersebut. Dewasa ini dengan meningkatnya teknologi informasi, hit counter sekarang dapat bekerja lebih integral, selain mencatat jumlah pengunjung, juga memberikan informasi asal dan kapan si pengunjung datang, berapa lama dan halaman mana saja yang dikunjungi dengan informasi durasi waktu dalam setiap halaman tersebut. Access logs digunakan juga untuk memantau aktifitas akses dari web server atau portal yang ada dalam bentuk text files. Masing-masing baris dari file tersebut akan menerangkan secara detail pengakses dalam log file format. Sebagai contoh informasi yang didapat seperti somewhere.com-[18/Aug/2003:12:00:0020000] ”GET/index.htm HTTP/1.0” 200 15000 yang dapat diartikan sebagai berikut, somewhere.com adalah nama dari sistem yang membuat request; -[18/Aug/2003:12:00:0020000] adalah tanggal dan waktu request; GET adalah tipe request dan index.htm adalah alamt yang diakses; 200 adalah indikasi dari return code; 15000 adalah besar ukuran dari file yang diakses dalam bytes. Karena bentuk file tersebut dalam log file format sehingga diperlukan aplikasi yang dapat mengolah log analys lebih lanjut dapat dilihat di http://www.netgen.com dan http://www.webtrends.com.
Frequently Asked Questions (FAQ), FAQs merupakan sebuah simpel tool yang banyak digunakan untuk memantau dan menangani berbagai pertanyaan yang sering ditanyakan oleh para pengunjung dan calon konsumen atau supplier ketika mengunjungi sebuah sistem e-commerce seperti storefronts atau enterprise portal.
0 komentar:
Posting Komentar